Menjalani Hidup Untuk Belajar Al Quran

"sapa sing nguri-uri al-Qur’an, insya Allah dapat berkahnya"

Biarkan Air Matamu Tumpah

oleh Jamil Azzaini
Dalam suasana jet lag pesawat, saya juga menerima banyak curhatan dari teman-teman saya. Ada yang curhat seputar bisnis yang lesu, mobil yang disita oleh lembaga pembiayaan, ditipu kekasihnya, direksi yang bersitegang dengan komisarisnya dan juga ada orang tua yang galau tentang pendidikan dan masa depan anak-anak mereka.

Diantara puluhan curhatan itu, tentu ada juga curhatan dari istri saya. Ia menangis karena merasa bisnisnya tak tumbuh dan menghadapi berbagai cobaan. Dalam suasana seperti ini biasanya saya membiarkan istri saya menangis sepuas-puasnya. “Biarkan air matamu tumpah karena itu akan menenangkan hatimu,” pikirku.

Setiap rindu saya menangis. Setiap kagum saya menangis. Setiap terharu saya menangis. Setiap prihatin saya menangis. Setiap merenung dan bercengkerama dengan Allah SWT saya menangis. Saya selalu membiarkan air mata saya tumpah dan tak pernah berusaha menahannya. Menangis itu nikmat, maka biarkan airmatamu tumpah.

Saya justru selalu merasa khawatir bila saya sudah sulit menangis. Saya merasa ada yang hampa bila sulit mengeluarkan air mata. Saya selalu membiarkan air mata saya tumpah dan setelah itu saya merasakan kebahagiaan yang semakin membuncah. Jadi, biarkanlah air matamu tumpah. Air matamu tumpah tak harus menunggu saat ada masalah.

Postingan terkait: